Manfaat jagung Banyak yang
mengonsumsinya sebagai camilan renyah teman nonton bioskop. Tak sedikit pula
yang lebih menggemari versi “tradisional”-nya, dibakar di atas arang dengan
olesan mentega atau dijajakan hangat-hangat bersama kacang rebus di pinggir
jalan. Ya, jagung adalah salah satu makanan pokok orang Indonesia. Sayangnya
tanaman yang satu ini sering dianggap tak memiliki kebaikan gizi untuk tubuh,
selain memang mengenyangkan karena tinggi karbohidrat. Padahal, ada banyak hal
mengejutkan seputar manfaat jagung untuk kesehatan.
Mengulik kandungan nutrisi di dalam jagung
Si kuning manis nan
gurih yang punya nama latin Zea mays ini
sebetulnya tergolong ke dalam buah-buahan karena dihasilkan melalui proses
pembuahan.
Per 100 gram (gr)
jagung menyumbang sekitar 69,1 gr karbohidrat, 9,8 gr protein, 7,3 gr lemak,
2,2 gr serat. Buah ini juga dilengkapi dengan berbagai vitamin dan mineral,
seperti 30 mg kalsium, 538 mg fosfor, 2,3 mg besi, 79,3 mg kalium, hingga 3 mg
vitamin C.
Apa saja manfaat jagung untuk kesehatan?
Berikut empat manfaat
jagung yang mungkin tak pernah Anda ketahui sebelumnya.
1. Tinggi gula, tapi aman untuk gula darah
Komposisi nutrisi
utama jagung adalah karbohidrat, yang hampir memenuhi 6-7% dari kebutuhan
harian. Namun tidak seperti kandungan karbohidrat olahan dalam roti atau nasi
putih yang cepat menguras energi, karbohidrat dalam buah ini memberikan suplai
energi yang stabil dan tahan lama.
Ini karena karbohidrat
yang terkandung dalam jagung adalah karbohidrat kompleks. Selain itu, buah
ini juga mengandung serat dan protein. Kombinasi ketiga nutrisi ini dicerna
lambat oleh tubuh, dan sekaligus bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula
darah karena serat memperlambat kecepatan tubuh memecah karbohidrat (glukosa)
untuk dilepaskan ke dalam aliran darah.
Meskipun kadar gula
dalam buah ini termasuk tinggi (2 gram per 100 gram), buah ini bukanlah
makanan dengan indeks glikemik tinggi. Itulah mengapa
jika Anda makan buah ini secara utuh, tidak akan menyebabkan gula darah Anda
melonjak secara dramatis.
Sebaliknya, makan buah
ini dalam jumlah sewajarnya telah terbukti berhubungan dengan kontrol gula
darah yang lebih baik pada diabetesi.
2. Menjaga kesehatan mata
Si kuning manis dan
gurih ini diperkaya dengan vitamin C (8% dari kebutuhan harian), magnesium, dan
vitamin B. Vitamin C penting dalam menunjang
perbaikan sel, meningkatkan kekebalan tubuh, dan memiliki sifat anti-penuaan,
sementara vitamin B berperan penting dalam pengolahan energi.
Bukan hanya itu,
magnesium juga penting untuk menunjang kinerja sistem saraf dan kontraksi
otot-otot tubuh. Menariknya lagi, meski mungkin terdengar mengejutkan, jagung
merupakan sumber pangan yang kaya akan antioksidan dibanding banyak biji-bijian
sereal lainnya, seperti lutein, zeaxanthin, asam ferulat, dan beta-karoten.
Karotenoid (lutein,
beta-karoten, dan zeaxanthin) dikenal dapat mampu menunjang sistem imun tubuh
dan telah terbukti berperan penting dalam kesehatan mata. Tingginya kadar dua karotenoid
ini dalam darah sangat terkait dengan penurunan risiko dari degenerasi makular
dan katarak.
3. Melindungi dari risiko penyakit jantung
Makanan ini juga
menyediakan senyawa fitokimia fenolik yang bermanfaat bagi kesehatan jantung
dan mengendalikan tekanan darah tinggi. Kebanyakan penelitian
yang berfokus pada pengaruh asupan antioksidan terhadap penyakit dan
pengurangan risikonya, belum secara khusus meneliti manfaat jagung dan
kandungan antioksidannya.
Akan tetapi, dalam
beberapa penelitian skala kecil, buah ini disebut-sebut sebagai makanan yang
penting dalam melindungi sekaligus menurunkan faktor risiko penyakit jantung.
Beberapa mekanisme untuk penurunan risiko penyakit jantung mungkin terkait
dengan sifat-sifat lain dari fitonutrien jagung yang melampaui sifat
antioksidan di dalamnya.
4. Menurunkan risiko kanker usus
Bagi Anda penggemar berat
jagung, pasti paham benar sensasi perut kenyang yang super memuaskan padahal
hanya dengan memakan satu bonggolnya. Manfaat jagung yang mengenyangkan ini
berkat kandungan seratnya, yang bisa mencapai 2-4 gram per 100 gram alias
setara dengan 9% kebutuhan serat harian.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa serat adalah salah satu
nutrisi kunci untuk memelihara sistem pencernaan. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa buah ini dapat mendukung pertumbuhan bakteri ramah di usus
besar dan juga bisa diubah oleh bakteri ini agar menjadi asam lemak rantai
pendek, atau SCFA.
SCFA dapat membantu menurunkan risiko Anda terhadap banyak
gangguan pencernaan, termasuk risiko kanker usus.
Manfaat jagung untuk sistem
pencernaan juga mungkin datang dari sifat alaminya yang bebas gluten.
Konsumsi gluten terkait dengan beragam gejala negatif,
termasuk perut kembung, kram, diare, sembelit, hingga kelelahan dan masalah
kulit. Bahkan efek ini tidak hanya terbatas muncul pada mereka yang punya
penyakit Celiac atau alergi gluten saja.